Saturday 28 March 2020

Film Review #1 - Fujicolor C200

Hello hello!
Kali ini saya mau share info yang mudah-mudahan berfaedah, yaitu review film. Eits, bukan film bioskop ya, melainkan film buat kamera analog.
Setelah sekitar 3 tahun pake analog camera, rasanya saya sudah cukup hapal dengan karakter warna dari beberapa film yang pernah saya coba. Kali ini saya mau bahas tentang salah satu film paling common ditemukan di pasaran, yaitu Fujicolor C200. Penampakannya seperti yang bisa kalian lihat di bawah ini
image
Harganya sekitar IDR 60000. Bisa dibeli di online retail atau di toko-toko/lab analog camera.

Sebelum mulai membahas lebih jauh tentang film ini, please note that kamera yang saya pakai adalah kamera tipe Point and Shoot (PNS) alias pocket camera: Ricoh RZ 800 Date dan Fujifilm Zoom Date 1000. Hasil foto menggunakan kamera analog dipengaruhi banyak hal, termasuk kualitas kamera yang digunakan. Sebagai beginner dalam peranalogan saya memilih untuk menggunakan Point and Shoot camera (PNS) karena segalanya yang serba auto jadi saya hanya perlu mengatur komposisi gambar saja. Pun kamera PNS yang saya gunakan adalah kamera dengan harga terjangkau, tapi bukan kamera level ciki ya! Hehe.


Film ini mempunyai ISO/ASA 200 seperti yang tercantum di namanya Fujicolor C200. Buat yang kurang paham ISO/ASA itu apa, google it! Haha! Basically ISO/ASA adalah tingkat sensitifitas film terhadap cahaya. Semakin tinggi nilainya, semakin sensitif film tersebut dalam menangkap cahaya. Misalkan dalam kondisi gelap, film dengan ISO 400 akan menghasilkan gambar yang lebih jelas dibandingkan ISO 100. Jadi menurutku ISO 200 yang diusung film ini quite safe untuk dipakai motret di berbagai kondisi cahaya. Karena film ini akan tetap menghasilkan gambar yang cukup jelas meskipun dalam keadaan low light. Meskipun kalau sudah terlalu gelap tetap membutuhkan bantuan flash.


Ada mitos (?) yang beredar di antara para pengguna film camera, yaitu, box atau kemasan dari sebuah film menggambarkan tone/warna gambar yang dihasilkan oleh film tersebut. Seperti yang bisa dilihat dari gambar di atas, film ini kemasannya berwarna hijau, jadi kalau mitos itu benar, film ini akan menghasilkan gambar dengan tone hijau yang lebih dominan. Menurutku sih mitos itu benar, berikut contoh gambar dengan objek, ambient, dan kamera yang sama, dilakukan di satu hari yang sama tetapi berbeda film.

I'm sorry it's blurry lol



Foto pertama (atas) diambil dengan menggunakan film Kodak Gold dan foto kedua (bawah) menggunakan film fujicolor C200. Apakah kalian bisa melihat perbedaan hasilnya? warna yang menonjol dari masing-masing film berbeda walaupun objeknya relatif sama. Bisa dilihat dari baju yang digunakan dan skintone objek, pada foto pertama warna merahnya terasa lebih vibrant dibandingkan foto kedua. Overall tone dari film Fujicolor C200 cenderung kehijauan. No? Lalu dua foto berikut juga serupa, diambil pada spot yang sama dengan slightly different angle, diambil dengan dua film yang berbeda.



can you tell which one is the fujicolor result?

Menurutku film ini aman untuk digunakan daily karena film ini cukup baik dalam mengambil baik foto portrait ataupun foto ambient, meskipun ada film lain yang menjadi favorit saya dalam mengambil foto portrait, but that’s for another review. Untuk foto portrait, film ini menghasilkan skintone yang lebih natural dibandingkan film tandingannya di kelas yang sama. Film apa tuh? Tunggu di postingan review berikutnya ya. Hihihi

  1. Buat yang mau lihat lebih banyak hasil jepretanku menggunakan film ini, sila mampir ke laman Lomography milik saya. ;)

much love,


No comments:

Post a Comment