Kamera ini adalah kamera analog pertama yang saya punya. Tipenya point and shoot alias pocket cam tapi masih menggunakan 35mm film. RICOH RZ-800 ini sudah didukung feature zoom, tapi ya jangan expect zoomnya akan sejauh digital camera ya . Klik disini untuk full spesifikasinya.
Kamera ini dirilis tahun 1991 (yep it's 2 years older than me) nah karena kamera ini keluaran lama saya beli kamera ini secondhand. Tapi fungsi 100% lancar dan kondisi fisik 90-95% baik. Kenapa saya memutuskan untuk beli kamera analog? Well, karena bosen sama kamera handphone dan kamera semi-pro (LUMIX DMC FZ40) saya yang tone hasilnya gitu-gitu aja dan harus diedit dulu supaya dapet hasil yang pas dengan keinginan saya akhirnya saya memutuskan untuk mencoba kamera analog. Here are some of the results from this camera using Kodak Colorplus 200 film
ya kan?? hasilnya seperti sudah diedit dan diberi filter. Tone pada foto yang dihasilkan oleh kamera analog ini bergantung pada film yang kita gunakan. Beberapa film berwarna ada yang cenderung kehijauan, keunguan, kemerahan dll. Dan untuk hasil foto yang black and white kita harus menggunakan film yang black and white juga. Seru bukan? Terlebih kita tidak bisa melihat hasilnya dulu setelah mengambil foto. Filmnya harus didevelop dan discan terlebih dulu. Banyak hasil test roll saya yang burem seperti foto ini (lol)
Foto tersebut malah salah fokus ke kursi-kursi di belakang objek. Tapi hasilnya tetap artsy di mata saya (?). atau foto ini (lol)
In case you're wondering di mana kita bisa men-develop-and-scan film di era digital ini, sejauh ini di bandung saya baru tahu dua tempat yang melayani develop-and-scan yaitu Seni Abadi Photo dan Hipercatlab. (Foto-foto di atas saya develop di Seni Abadi Photo)
That's all peeps, sedikit review dan pendapat saya tentang kamera analog saya ini.
Penampakan RICOH RZ-800
Kamera ini dirilis tahun 1991 (yep it's 2 years older than me) nah karena kamera ini keluaran lama saya beli kamera ini secondhand. Tapi fungsi 100% lancar dan kondisi fisik 90-95% baik. Kenapa saya memutuskan untuk beli kamera analog? Well, karena bosen sama kamera handphone dan kamera semi-pro (LUMIX DMC FZ40) saya yang tone hasilnya gitu-gitu aja dan harus diedit dulu supaya dapet hasil yang pas dengan keinginan saya akhirnya saya memutuskan untuk mencoba kamera analog. Here are some of the results from this camera using Kodak Colorplus 200 film
ya kan?? hasilnya seperti sudah diedit dan diberi filter. Tone pada foto yang dihasilkan oleh kamera analog ini bergantung pada film yang kita gunakan. Beberapa film berwarna ada yang cenderung kehijauan, keunguan, kemerahan dll. Dan untuk hasil foto yang black and white kita harus menggunakan film yang black and white juga. Seru bukan? Terlebih kita tidak bisa melihat hasilnya dulu setelah mengambil foto. Filmnya harus didevelop dan discan terlebih dulu. Banyak hasil test roll saya yang burem seperti foto ini (lol)
Foto tersebut malah salah fokus ke kursi-kursi di belakang objek. Tapi hasilnya tetap artsy di mata saya (?). atau foto ini (lol)
In case you're wondering di mana kita bisa men-develop-and-scan film di era digital ini, sejauh ini di bandung saya baru tahu dua tempat yang melayani develop-and-scan yaitu Seni Abadi Photo dan Hipercatlab. (Foto-foto di atas saya develop di Seni Abadi Photo)
That's all peeps, sedikit review dan pendapat saya tentang kamera analog saya ini.
See you and Happy new year!!!
xoxo,
