Sunday 23 December 2012

Tension vs. Nyuti part 1

Semester 5 ini memang sesuatu banget. Sudah ada tugas Struktur Beton Bertulang I, tugas Bangunan Air, tugas Peningkatan dan Perbaikan Jalan juga, untung saya sudah ambil mata kuliah Rekayasa Jalan di SP, jadi berkurang satu jatah tugasnya.

Oke jadi ceritanya suatu hari, beberapa hari menju pengumpulan tugas besar Bangunan Air, saya sedang low  sekali. Mungkin karena PMS atau karena beberapa tugas lain belum selesai sementara saya terlalu fokus pada tugas Bangunan Air atau mungkin karena saya ingin sekali pulang lalu belajar Bangunan Air untuk kuis keesokan harinya tapi sore itu saya harus ikut rapat pengurus. Hmmm gabungan ketiganya saya rasa. Iya, saya panik harus mengerjakan yang mana lebih dulu.

Setelah berjam-jam mengerjakan Bangunan Air di kosan Firdha, saya akhirnya ke kampus, ke ruang himpunan mencari Azi, ketua himpunan, buat minta izin tidak ikut rapat pengurus karena ada kuis Bangunan Air besoknya. Ternyata Azi bilang saya harus ikut rapat. Kesal, kesal sekali tapi saya iyakan saja. Saya liat di ruang IASI ada Nyuti, tapi saya tidak masuk kesana karena harus asistensi tugas BA. Di tangga, di luar ruang himpunan, saya bukannya naik tangga menuju kelas tempat asistensi BA saya malah diam. Semua perasaan muncul. Tiba-tiba Nyuti keluar, dia dorong kepala saya sampai dia bisa lihat wajah saya lalu dia bilang
  "Kurang tidur ya kamu teh?"
  "Keliatan ya?" tanya saya.
Lalu saya dan Nyuti duduk di tangga dan dua monyet lain ikut keluar dari IASI.
  "Ikut rapat ga, Dev?" tanya eldi.
  "Gatau. Pengen pulang. Abang rapat?"
  "Ngga, Eldi mau ngerjain BA."
  "Yah terus aku pulang sama siapa? Aku pengen pulang, pengen belajar BA, besok kuis, tapi kata Aji aku harus rapat"
  "Eldi mah udah ijin tadi"
Kemudian Eldi pergi karena harus mengerjakan tugas BA, sedangkan Ija balik lagi ke IASI. Tinggallah saya berdua sama Nyuti di tangga. Nyuti duduk satu atau dua anak tangga di atas saya, sehingga kepala saya tepat sejajar dengan paha Nyuti. Saya mulai menangis sambil menyandarkan kepala saya di paha Nyuti. Saya tidak peduli dengan tatapan bingung orang-orang yang melihat saya menangis. Saya capek, kesal, bingung, pengen pulang. Nyuti mengelus-elus kepala saya. Tiba-tiba saya ingat, seharusnya jam segini Nyuti sudah pulang.
  "Kenapa belum pulang, mas?"
  "Nungguin kamu kan. Rapat ga jadinya?"
  "Pengen pulang" rengek saya
  "Yaudah cus we langsung yu"
  "Ga enak ke Aji, dia nungguin aku"
Saya kembali menyandarkan kepala saya ke paha Nyuti.
  "Pulang aja gih, aku rapat." kata saya.
  "Terus pulangnya gimana?"
  "Sendiri aja. Biarin lah"
  "Yaudah eki tungguin. Lama ga rapatnya?"
  "Gatau, ntar aku tanya Aji dulu."
Lalu saya masuk ke ruang himpunan untuk menanyakan rapat pengurus. Ternyata paling lama sampai setengah tujuh. Saya keluar kembali menuju Nyuti, saya bilang paling lama setengah tujuh. Lalu nyuti jawab
  "Sok ditungguin. Cepet gitu mulainya, biar ga kelamaan"
Akhirnya saya rapat dan tidak berlama-lama di jalan karena pulangnya diantar Nyuti, jadi ada waktu untuk belajar BA dulu. Hehe.